Mahasiswa sebagai ujung tombak sebuah negara terkadang
memiliki segelincir permasalahan dalam masa-masa perjalanannya menemukan “jati
diri” (mencangkup ke tiap idividu), sebagai seorang pekerja di bangku kuliah
mahasiswa sendiri merupakan gelar seorang dalam tahap transisi menjadi seorang
pekerja di atas tuntutan serjana yang akan diperolehnya. Masa transisi ini merupakan
masa yang banyak memberikan berbagai persoalan tentang kejiwaan manusia
terhadap lingkungannya, masa di mana seorang untuk menempuh suatu proses
kehidupan dengan menekuni tahapan pembelajaran yang di terima baik itu di luar
kampus maun di bangku perkuliahan, banyak diantara mahasiswa/i bahkan saya
sendiri merasakan betapa banyak problem yang harus dihadapi sebagai mahasiswa
terutama sebagai mahasiswa rantauan, baik itu dari segi pengaturan keuangan
yang pas-pasan, tagihan listrik dan kos kosan yang selalu meghantui atau bahkan sitem jual menjual secara tidak sehat saat akhir bulan yang sudah tidak asing lagi di kalangan anak kosan.
Dari hal seperti inilah timbul suatu gagasan sederhana namun dengan pelaksanaan yang membutuhkan prosedur dan ilmu manajmen yang tinggi, yaitu mencari sebuah pekerjaan sampingan. Mengapa saya katakan sebagai prosedur dan manajmen yang tinggi ?? coba saja kita perhatiakan makna dari kata bekerja, siapa sih yang tidak ingin mendapatkan uang apalagi dengan penghasilan tersebut kita bisa membantu atau setidaknya dapat mengurangi beban orang tua baik dalam masalah materi untuk memenuhi kebutuhan kehidupan dan perkuliahan , kata bekerja memang sederhana untuk diucapkan apalagi dibarengi dengan semangat yang bergebu – gebu ala 45, namun lihat di balik kata bekerja itu sendiri, di sana terdapat sebuah tuntutan kematangan yang harus dimiliki oleh setiap orang, baik itu prosedur untuk mendapatkan pekerjaan tersebut atau bahkan kesiapan seseorang untuk bisa mengatur (Manajmen waktu) terhadap pekerjaan yang akan di lakukan dengan tugas yang sebenarnya dari makna kuliah dan menjadi mahasiswa.
Dari hal seperti inilah timbul suatu gagasan sederhana namun dengan pelaksanaan yang membutuhkan prosedur dan ilmu manajmen yang tinggi, yaitu mencari sebuah pekerjaan sampingan. Mengapa saya katakan sebagai prosedur dan manajmen yang tinggi ?? coba saja kita perhatiakan makna dari kata bekerja, siapa sih yang tidak ingin mendapatkan uang apalagi dengan penghasilan tersebut kita bisa membantu atau setidaknya dapat mengurangi beban orang tua baik dalam masalah materi untuk memenuhi kebutuhan kehidupan dan perkuliahan , kata bekerja memang sederhana untuk diucapkan apalagi dibarengi dengan semangat yang bergebu – gebu ala 45, namun lihat di balik kata bekerja itu sendiri, di sana terdapat sebuah tuntutan kematangan yang harus dimiliki oleh setiap orang, baik itu prosedur untuk mendapatkan pekerjaan tersebut atau bahkan kesiapan seseorang untuk bisa mengatur (Manajmen waktu) terhadap pekerjaan yang akan di lakukan dengan tugas yang sebenarnya dari makna kuliah dan menjadi mahasiswa.
Kuliah dan kerja sampingan tidak dilarang apalagi di hukum,
namun yang harus menjadi kepastian ialah kapasitas dan kesiapan yang dimiliki untuk menghadapi dunia kerja. apakah dengan
menduakan kuliah akan baik untuk diri sendiri atau dengan harapan dari
orang-orang di belakang kita, orang-orang yang menempatkan harapannya untuk
kesuksesan yang akan diraih nanti, ia mungkin jawaban yang tepat untuk
orang-orang yang memang telah siap dari semua aspek dengan hal tersebut, namun bagaimana
dengan mahasiswa yang masih memiliki kesiapan yang kurang bahkan nol. Dan tujuan
saya menulis tentang renungan ini ialah memberi semangat kepada mahasiswa lain
bahkan saya sendiri yang masih memiliki kebingungan tentang pekerjaan apa yang
akan diperoleh kelak, setelah gelar sebagai sarjana diperoleh, dan tentunya agar
tidak terburu-buru mencari pekerjaan dengan mengabaikan kuliah. Seperti sebuah
lirik dari lagu saint loco “Semua Indah Pada Waktunya”.
Suatu hal yang tidak mudah untuk diatasi, jika dengan kerja sampingan kuliah akan terganggu. banyak juga orang yag bisa keluar dari permasalah itu, dan lebih banyak lagi orang yang kuliahnya berantakan dengan perkara tersebut. Dan tidak bisa di pungkiri kemampuan dan semangat setiap orang berbeda-beda. Kuliah adalah rutinitas yang melelahkan apalagi jika di tambahkan dengan aktifitas baru berupa cari duit, ini akan menjadi suatu beban yang sangat berat buat mahasiswa.
Dan mari kita kerjakan tugas kita sebagai mahasiswa yaitu “Bekerja”
,bekerja di sebuah perusahaan yang dipimpin oleh diri sendiri dan kedua orag
tua kita, blajar dan terus belajar sehingga kapasitas menjadi mahasiswa terpenuhi, dan terimalah gaji dari
orang tua sendiri berupa uang makan perbulan dan biaya kuliah yang harus
dibayar tiap smesternya, khususnya bagi yang diberikan kesempatan oleh Allah
sebagai keluarga yang berkecukupan , karena jika kita benar-benar melaksanakan hakikat
sebagai mahasiswa pekerjaan dan penghasilan itu akan berbanding lurus dengan
perjuanagan yang dilakukan untuk memenuhi kapasitas sebagai mahasiswa. Karena pada
kenyataanya yang bisa kita kerjakan pada masa kuliah adalah belajar sedangkan bekerja
adalah sebuah tuntutan lanjutan yang harus kita laksanakan atas ijazah dan gelar yang kita
peroleh nanti, ingat Allah itu maha adil atas semua perbuatan manusia, jalani
setiap tahapnya dan mari kita berdoa agar kesuksesan itu bisa kita capai, amien amien ya
rabbal alamin.
Tweet