Pengetahuan menurut Notoatmodjo (2003), adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengeinderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indera pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagaian besar pengetahuan manusia diproleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang.
Cara Memperoleh
Pengetahuan
Cara memperoleh
pengetahuan yang di kutip dari Notoatmodjo (2010:10), adalah sebagai berikut :
1) Cara Non Ilmiah
a) Cara coba-coba salah (Trial and Error)Cara ini dipakai orang sebelum kebudayaan, bahkan mungkin sebelum peradaban Cara coba-coba salah ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan itu tidak berhasil maka dicoba. Kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat di pecahkan.b) Cara Kebetulan
Penemuan secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan. Salah satu contoh adalah penemuan enzim urease oleh Summers pada tahun 1926. Suatu hari Summers sedang bekerja dengan ekstra acetone, dan karena terburu-buru ingin bermain tennis, maka ekstra acetone tersebut disimpan di dalam kulkas. Keesokan harinya ketika ingin meneruskan percobaannya, ternyata ekstra ecetone yang di simpan dalam kulkas terssebut timbul kristal-kristal yang kemudian disebut enzim urease.c) Cara kekuasaan atau otoritasSumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal atau informal, ahli agama, pemegang pemerintah dan berbagai perinsip orang lain yag menerima atau mempunyai otoritas, tanpa menguji terlebih dahulu atau membuktikan kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris maupun penalaran sendiri.d) Berdasarkan pengalaman pribadiPengalaman pribadi dapat di gunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan dengan cara megulang kembali pengalaman yang pernah di peroleh dalam memecahkan persoalan yang pernah di pecahkan pada masa lalu.e) Cara akal sehat (Common Sense)Akal sehat kadang-kadang dapat menemukan teori atau kebenaran.sebelum ilmu pendidikan berkembang, para orang tua jaman dahulu agar anaknya mau menuruti nasihat orang tuanya, atau agar anak disiplin menggunakan cara hukuman fisik bila anaknya berbuat salah, misalnya di jewer telinganya atau di cubit. Ternyata cara menghukum anak ini sampai sekarang berkembang menjadi teori atau kebenaran, bahwa hukuman merupakan metode (meskipun bukan yang paling baik) mendidik anak.f) Melalui wahyuAjaran agama merupakan kebenaran yang di wahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus di terima dan di yakini oleh pengikut-pengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari kebenaran tersebut rasional atau tidak. Sebab kebenaran ini di terima oleh para Nabi adalah sebagai wahyu dan bukan karena hasil usaha penalaran atau penyelidikan manusia.g) Secara intitutifCara ini diperoleh manusia secara cepat sekali melalui proses di luar kesadaran manusia dan tanpa melalui proses penalaran atau berpikir. Cara ini sukar dipercaya karena tidak menggunakan cara-cara yang rasional dan sistematis. Cara ini diperolaeh berdasarkan intuisi atau suara hati atau bisikan hati sajah) Melalui jalan pikirManusia telah mampu menggunakan penalaran dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya.i) InduksiInduksi adalah proses penarikan kesimpulan yang di mulai dari peryataan-pernyatan khusus dari pernyataan umum. Hal ini berarti dalam berpikir induksi pembuatan kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman empiris yang di tangkap oleh indra proses berpikir induksi dari hasil pengamatan indra atau hal-hal yang nyata, maka dapat dikaatakan bahwa induksi beranjak dari hal-hal yang kongkrit kepada hal-hal yang abstrak.j) DeduksiDeduksi merupakan pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum ke khusus. Dalam proses berpikir deduksi berlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar secara umum pada kelas tertentu.
2) Cara Ilmiah
Cara ilmiah atau cara
moderen ini disebut dengan penelitaian ilmiah atau lebih populer disebut
metodologi penelitian. Cara ini mula-mula dikembangkan oleh Francis Bocon
(1561-1626), kemudian dikembangkan oleh Debold Van Daven. Akhirnya lahir suatu
cara untuk melakukan penelitian yang dikenal dengan penelitian ilmiah.